Akan ada banyak perkenalan. Nama saya Rani Hartiniawati.
Kamu dapat memanggil saya Rani. Aku adalah anak tertua dari tiga bersaudara.
Aku mempunyai satu adik laki-laki dan satu adik perempuan. Sometimes . aku
merasa bahwa hidup ini berat. Tapi terlalu berat untuk aku mengakhiri semuanya.
Ini terlalu indah untuk diakhiri. Dan pengakhirian ini bukanlah jalan yang baik
untuk mencapai kebahagiaan. Kebahagiaan menurutku adalah bersyukur. Sedikit
atau banyaknya suatu ekspeksi yang tercapai akan selalu indah jika kita
mensyukurinya. Tinggal satu langkah. Bagaimana kita mensyukurinya.
Hari ini aku terlalu kasar. Bukan hari ini. Aku memang
wanita kasar. Aku seperti laki-laki. Bukan tomboi, tapi kemarahannku bisa
melebihi seramnya laki-laki.
Oh ya . dirumah aku adalah orang yang tergalak. Aku pikir
bahwa bapakku adalah orang yang lembut. Kadang aku gemes jika melihat ayah tidak
bisa marah. Akulah orang yang suka marah. aku bisa lebih mengerikan daripada
ayah ketika aku marah.
Dimulai dari nama, namaku rani, dalam bahasa inggris ini
berarti queen artinya ratu. Ya aku adalah seorang ratu. Tapi itu dulu. You know
itu dulu. Aku akan bercerita tentang kehidupan seorang ratu yang pemarah atau
diriku sendiri.
Dulu adalah waktu yang bahagia... Ratu yang pemarah selalu
menuntut keinginan. Dan itu selalu terwujud dalam waktu yang sangat dekat. Tak
pernah merasa kelelahan bekerja keras. Selalu diantar jemput, tak pernah pulang
sendiri. Tapi ratu adalah orang yang pintar. Orang yang cerdas. Ia selalu
berprestasi disekolah dan menjadi kebanggaan orang tua.
Hari ini tanggal 30 januari 2018 ratu bukan lagi menjadi
ratu yang bahagia. Orang tua harus membagi uang untuk kedua adiknya . ratu
berumur 20 tahun hari ini dan sebentar lagi akan menginjak umur 21 tahun. Ratu
menyadari bahwa dia harus menjadi seorang yang dewasa. Tapi bagaimana seseorang
dikatakan dewasa menurut anda ?
Dunia berputar layaknya roda kehidupan yang ikut berputar bagi
sang ratu yang pemarah. Keadaan tak semanis dulu. Prestasinya jatuh karena
godaan asmara, ekonomi keluarganya merosot. Ia tak pernah antar jemput lagi
sekarang. Manurutku.. menurut diriku sendiri yang seorang ratu. Dia sudah
sedikit dewasa. Hanya sedikit diumurnya yang mencapai tua. Pernah suatu ketika ia pulang 11 malam karena
harus mengerjakan tugas bersama teman-temannya (ia berkuliah di kelas malam
karena dia berkuliah di swasta dan mengambil kelas karyawan) dan pernah ia pulang
jam 12 malam dan seringnya ia pulang pagi karena dia harus kerja (ratu adalah
seorang mahasiswi sekaligus karyawan)
ratu yang dulu
merasakan kebagiaan tiada tara sekarang harus merasakan pahitnya kehidupan.
Mungkin dulu dia juga pernah merasakan sakitnya kehidupan. Entah apa yang ada
dalam pikiran ini sehingga selalu mengira bahwa kehidupan dulu adalah bahagia.
Mungkin ... ya mungkin dulu aku lebih bersyukur ketika aku mendapatkan
kebahagiaan dan mungkin dulu aku cepat menghilangkan segala rasa kekecewaanku .
tapi itu hanya mungkin. Aku tak tahu pasti mengapa hari ini aku merasa sangat
memburuk. Ntah karena ku kurang begitu bersyukur atau karena pikiranku penuh
dengan bayang-bayang negatif ketika menuliskan ini atau karena dulu aku masih
kanak-kanak sehingga aku tak merasa begitu banyak beban yang harus ku pikul
pada pundakku. Aku hanya berharap besok aku menemukan kebahagiaan besok. Oh ya
jangan besok ya tapi secepatnya. Aku berharap aku bisa lebih bersyukur dan lebih membawa diri untuk menjadi lebih baik
dan bisa menahan emosi ku walalupun angin kencang selalu menampar wajahku yang
bukan lagi seoarang ratu dalam perjalanan pendek dunia ini.
Komentar